Sabtu, 09 Januari 2010

Pertamina EP Optimistis Target Produksi 2009 Tercapai




Foto: dok.detikFinance


Foto: dok.detikFinance

Jakarta - PT Pertamina EP optimistis target produksi minyak tahun 2009 tetap tercapai meskipun produksi gas dan kodensat dari Lapangan Glagah Kambuna, Sumatera Utara berhenti sejak 24 September lalu.
Menurut Dirut Pertamina EP Salis Aprilian, posisi produksi Pertamina EP dari Januari sampai Oktober 2009 sudah mencapai 125.800 barel per hari.

"Kami optimis sampai akhir tahun melebihi target 125.500 barel per hari," kata Salis di sela National Summit di Hotel Ritz Carlton, kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (29/10/2009)

Salis menyatakan, angka produksi Pertamina EP hingga akhir tahun akan jauh lebih besar jika kegiatan operasi lapangan Glagah Kambuna tidak berhenti. "Kalau tidak terhenti, maka produksi Glagah Kambuna merupakan bonus," jelasnya.

Untuk diketahui, pada 24 September lalu telah terjadi gangguan pada dua turbin PLTGU Belawan. Gangguan pada turbin tersebut, kabarnya disebabkan ketidaksesuaian spesifikasi gas dari TAC Glagah Kambuna dengan PLTGU Belawan.

Berdasarkan informasi yang diterima detikFinance, PLN sebenarnya telah berhasil memperbaiki turbin tersebut dan PLTGU Belawan sudah beroperasi sejak awal Oktober lalu. Namun BUMN listrik tersebut memutuskan menghentikan pasokan listrik dari lapangan tersebut untuk sementara. Penghentian itu dilakukan untuk menghindarkan rusaknya kembali PLTGU tersebut.

Hal ini akhirnya telah menyebabkan produksi gas dan kondensat TAC Salamander Glagah Kambuna terhenti sejak tanggal 24 September hingga hari ini. Adapun produksi dari lapangan tersebut sekitar 30 mmscfd gas dan 3.500 bopd minyak.

Sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina EP, Salis Aprilian menyatakan pihaknya akan mencari pembeli sementara untuk menampung gas dari TAC Glagah Kambuna.

Kepala BP Migas R Priyono akan membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab kerusakan turbin di PLTGU Belawan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Priyono menilai tim tersebut harus bentuk sebab hingga saat ini baik produsen maupun konsumen masih saling mengklaim mengenai penyebab kerusakan yang terjadi pada turbin gas pembangkit PLTGU Belawan milik PLN.

PLN masih meyakini kerusakan itu terjadi karena ketidaksesuaian spesifikasi gas yang diproduksi lapangan itu atau adanya perubahan spesikasi gas saat gas itu disalurkan melalui infrastruktur distribusinya ke PLTGU. Sementara produsen membantah hal itu.
(epi/dnl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar