Sabtu, 16 Januari 2010

Urung Direlokasi, Pipa Gas Kodeco Dikhawatirkan Meledak!


Rabu, 06 Januari 2010 12:21:25 WIB


Surabaya (beritajatim.com) - Peristiwa tersangkutnya jangkar KM Kirana III pada kabel bawah laut milik PLN yang membahayakan pelayaran dan memadamkan Madura, ternyata tidak diambil hikmahnya oleh pemerintah. Pasalnya, pipa gas milik Kodeco Energy Co Ltd yang dikhawatirkan meledakkan kapal sewaktu-waktu urung direlokasi, melainkan hanya dipendam lebih dalam dari posisi saat ini.

Kepala Perwakilan BP Migas Jatim, Papua dan Maluku Hamdi Zainal seusai bertemu Wagub Jatim Saifullah Yusuf di kantor gubernur, Rabu (6/1/2010) mengatakan, alasan pemerintah tidak mau memindahkan pipa gas yang membahayakan alur pelayaran barat Surabaya (APBS) karena berakibat berhentinya pasokan listrik sebesar 600 mega watt (MW).

"Jika pipa gas itu dipindah, akan membutuhkan waktu lama. Hal itu juga mengakibatkan tidak hanya Surabaya mati lampu, tetapi seluruh Jatim gelap gulita. Saya bilang ke Wagub Jatim kalau berita tentang pipa gas itu yang dimuat media massa tidak seluruhnya benar," katanya dengan didampingi Vice President (VP) Kodeco Energy Co Ltd Imron Asjari.

BP Migas ngotot kalau pipa gas Kodeco tidak mengganggu alur pelayaran, karena berada di pinggir alur dan bukan di tengah alur. "Silakan tanyakan ke Adpel Tanjung Perak, Dirjen Perhubungan Laut Dephub dan Dirjen Navigas, apakah pipa itu mengganggu alur kapal?," imbuhnya.

Pemendaman pipa gas yang berada di posisi KP 3536 dan KP 3646 di minus 10,17 low water spring (LWS) akan dipendam di kedalaman minus 16 LWS. Jika sebelumnya pemendaman pipa ini hanya sebagai solusi jangka pendek sebelum direlokasi, tetapi sayangnya saat ini menjadi solusi jangka panjang. Ini karena pipa urung direlokasi. Pekerjaan pemendaman dilakukan Februari-April 2010. BP Migas berperan sebagai pengawas kegiatan tersebut.

Pelaksana Teknis Pemasangan Pipa Kodeco Energy Co Ltd, Choky menambahkan, rapat koordinasi terakhir dengan Menko Perekonomian (27 Oktober 2009) dan kantor Adpel Tanjung Perak (14 Desember 2009) memang meminta agar pemendaman pipa lebih dalam dilakukan.

"Saya akui memang ada dua posisi pipa yang memotong alur pelayaran berada di KP 3536 dan KP 3646. Di lokasi itu, yang diperdalam pipanya untuk dipendam di dasar laut. Tetapi posisi pipa secara keseluruhan berada di pinggir alur," tegasnya.

Untuk diketahui, Adpel Tanjung Perak telah memasang rambu navigasi di area pipa gas, agar tidak tertabrak kapal dan meledak sewaktu-waktu. Selain itu, juga melakukan survei karakteristik untuk mengetahui seberapa dalam jarak antara pipa gas itu dengan dasar laut. (tok/eda)


http://www.beritajatim.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar